Saturday, August 18, 2012

Kutukan kematian dari mesir

"Kematian akan segera mendatangi mereka yang menyentuh makan Pharaoh".

Kalimat ini terpahat pada prasasti di dekat pintu makan Fir'aun Tutankhamen. Selang 14 hari setelah penemuan makam itu, dua orang yang terlibat langsung di dalamnya meninggal secara misterius. Tujuh tahun kemudian, jumlahnya membengkak menjadi 13 orang. Apa yang melatarbelakangi meninggalnya orang-orang itu? Apakah kutukan sang Fir'aun memperlihatkan keampuhannya?


Howard Carter dalam penyelidikannya
Pada November 1922, Howard Carter, arkeolog asal London, Inggris yang mengabadikan hidupnya untuk mendalami kebudayaan Mesir Kuno tengah didera keputusaasaan. Carter terobsesi menemukan salah satu makan Fir'aun Mesir Kuno dari dinasti ke-18 yang dikenal sebagai Fir'aun termuda dalam Kerajaan Mesir Kuno, yakni Tutankhamen. Setelah mengadakan penyelidikan selama bertahun-tahun tidak ditemui perkembangan berarti. Tutankhamen adalah raja Mesir Kuno yang bertahta dari tahun 1347 SM hingga 1339 SM. Ia masih anak-anak ketika diangkat menjadi Fir'aun dan meninggal dalam usai 18 tahun. Tutankhamen adalah generasi terakhir dari dinasti ke-18 yang memerintah Mesir dari tahun 1567 SM sampai 1339 SM. Fir'aun yang terkenal lain dari dinasti ini adalah ratu pejuang Hatshepsut (Fir'aun wanita selain Nefertiti dan Cleopatra) dan Thutmose III yang membawa Mesir Kuno ke puncak kejayaannya sekitar tahun 1400 SM. Sementara itu, Tutankhamen adalah putra Akhenaten, Fir'aun yang berpengaruh dan revolusioner. Dia adalah raja yang menggeser pemujaan banyak dewa Mesir Kuno menjadi pemujaan dwa tunggal dan memindahkan ibukota kerajaan ke Amarna.

Ketika Tutankhamen meinggal (kemungkinan besar terbunuh), istrinya yang juga saudara tirinya Ankhesenamun tengah berada di bawah kekuasaan musuhnya, Ay dan Jenderal Horemheb. Setelah kekuasaan Dinasti ke-18 berakhir, Dinasti ke-19 yang tidak menyukai peraturan Dinasti ke-18 mecoret nama raja-raja Amarna dari daftar keluarga raja. Monumen Tutankhamen , Fir'aun yang tidak terlalu berkesan dihancurkan dan lokasi makamnya dilupakan. Ketika Dinasti ke-20 memerintah Mesir Kuno, raja muda yang malang ini benar-benar dilupakan. Makam Ramses VI dibangun di atas makam Fir'aun Tutankhamen.

Setelah bersusah payah melakukan penyelidikan akhirnya makam yang terlupakan itu ditemukan oleh Carter. Empat meter di bawah makam Ramses VI mereka menemukan pintu masuk pada dinding btu yang emnuju lorong dengan tinggi tiga meter dan lebar dua meter. Setelah membersihkan puing-puing, terlihat bagian atas pintu batu yang tertutup. Sang raja muda akhirnya kembali dan ini adalah penemuan terbesar dalam abad ke-20.
Makam Fir'aun Tutankhamen
Lord Carnavor, orang yang mendanai proyek Carter segera datang setelah mendapatkan kabar menggembirakan itu. Ketika semua puing disingkirkan, di pintu batu terlihat segel Fir'aun Tutankhamen. Begitu pintu batu berhasil dibuka, membutuhkan waktu dua hari lamanya untuk membersihkan puing-puing pada tangga menurun. Mereka pun menemukan pintu kedua yang bersegel Royal Necropolis dan Tutankhamen. Para pekerja membuat lubang pada pintu batu, dengan cahaya lilin Carter melongok ke dalam makam dan terpesona, "Barang-barang yang menakjubkan", katanya penuh antusias.

Pintu itu berhasil dibuka pada 17 Februari 1923 oleh Lord Carnavor. Di dalamnya ditemukan harta karun yang luar biasa banyaknya. Mumi Tutankhamen terbaring di dalam tiga peti mati. Dua peti mati yang paling luar terbuat dari emas yang dipasangkan pada rangka kayu. Sementara satu peti terdalam terbuat dari 300 pound emas murni. Mumi itu tertutup topeng kematian seorang raja laki-laki. Setelah topeng dibuka, terlihat mumi Tutankhamen terbalut 13 lapis kain linen. Carter menemukan seuntai kalung pengusir iblis setelah dia membuka lapisan linen. Selama berabad-abad damar dan minyak yang digunakan untuk membuat mumi berubah menjadi lem yang merekatkan kain linen. Untuk melepaskan kalung itu, Carter memotong-motong mumi.

Setelah keberhasilan Carter menemukan makam Tutankhamen kejadian-kejadian ganjal mulai terjadi. Lord Carnavor meninggal pada 6 April 1923 karena pneumonia, komplikasi akibat gigitan nyamuk yang terinfeksi. Tidak selang berapa lama, LAdy Carnavor meyusul kematian suaminya. Pada tahun yang sama pecky Callender, orang yang sempat membantu Carter juga mengalami kematian yang tidak jelas penyebabnya. Belum berakhir, kematian misterius kembali dialami oleh George Jay Gould. Malam hari setelah mengunjungi makam sang Fir'aun ia terkena demam dan esoknya menemui ajal. Lebih anehnya lagi arthur C. MAce dari Metropolitan Museum of Art di New York dan George Benedite dari Museum of Art di New York meninggal dunia secara misterius setelah memamerkan harta karun sang Fir'aun di museum mereka. Tak pelak lagi kematian misterius itu dihubung-hubungkan dengan kutukan sang raja.

Kutuka Tutankhamen kembali disalahkan atas kematian orang-orang yang sebenarnya tidak terlalu turut andil dalam penemuan peristirahatan sang Fir'aun. Sekretaris pribadi Howard Carter, robert Bathnell meninggal dengan sebab yang tidak dapat dijelaskan. Tiga bulan berselang ayah Bathell, Westbury yang menyalahkan kutukan Tutankhamen atas kematian anaknya tewas dengan melompat dari lantai tujuh. Rupanya, kutukan belum pergi. Ketika kereta jenazah meangkut Lord Westbury menuju makam, kereta itu menabrak seoranga anak berusia 8 tahun dan tewas seketika. Hingga saat ini terhitung kurang lebih 25 orang meninggal dunia yang disangkutpautkan dengan kutukan Tutankhamen. Kejadian terakhir menimpa seorang wisatawan Sheryl Munson di tahun 1995.

Benarkah kutukan itu menjadi kenyataan?

Banyak ilmuwan mulai mencoba menyelidiki kutukan tersebut. James Randi, pemain sulap terkenal, dalam bukunya Encyclopedia of Claims, Fraunds adn Hoaxes of the Occult and Suprantural mencatat kematian orang-orang Eropa yang hadir ketiak makam Tutankhamen dibuka. Berdasarkan tabel aktuaria, tabel yang menggambarkan nilai harapan hidup manusia berdasarkan pada tempat tinggal, penyakit yang diderita, gaya hidup, dll. Randi memeriksa tabel aktuaria mereka yang meninggal yang dihubung-hubungkan dengan kutukan sang Fir'aun.

Hasilnya, tidak ada sesuatu yang mengejutkan. Orang-orang yang hadir pada prosesi pembukaan makan, hidup satu tahun lebih lama dibandingkan ramalam tabel aktuaria. Howard Carter meninggal pada usaia wajar yaitu 66 tahun. Dr. Douglas Derry, Dan Alfred Lucas, ahli kimia yang menganalisis jaringan tubuh mumi, meninggal pada usia 79 tahun. Penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh nyata pada harapan hidup orang-orang yang terlibat penggalian tersebut.

Penelitian selanjutnya membuktikkan bahwa tidak ada perasn serta kutuka Tutankhamen dengan kematian orang-orang yang disangkakan. Pelaku sebenarnya adalah organisme kecil, tapi kasat mata yang bertempat di dinding makam. Mereka adalah bakteri-bakteri mematikan yang telah berumur 3000 tahun lamanya. Dinding-dinding makam yang berornamen indah sebenarnya diselimuti jamur cokelat kecil. Bekteri mungkin timbul dari kelembapan setelah makam ditutup. Pembunuh itu adalah Aspergillus niger, bakteri yang menyerang sistem pernapasan manusia. Tim dokter yang menangani Sherly Munson, pengunjung makam Fir'aun yang meninggal setelah mendatangi makam berhasil menemukan jamur Aspergillu niger di paru-parunya. Setelah diteliti, ternyata ada banyak bakteri serupa di makam sang Fir'aun Tutankhamen.

0 comments:

Post a Comment

Apabila ada komentar seperti "SARA" dan sebagainya akan langsung di hapus. Wujudkan budaya berkomentar yang baik.